ETHIC AND METODE PROPHET MUHAMMAD SAW
OF BUSINESS ACCOMPANY
Menurut
Veitzhal Rivai, Marketing seharusnya dikembalikan pada karakteristik yang
sesungguhnya y “Syariah Business”. Beliau
mengambil contoh pemasaran pada zaman-nya ketika nabi Muhammad, menurutnya nabi Muhammad
SAW. Seseorang yang religious, beretika, realistis dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, sehngga beliau menganggap bentuk pemasaran Rasulullah
Muhammad saw. Adalah pemasaran yang menjadi konsep terbaik marketing untuk hari
ini dan masa depan.
Kemudian
marketing syariah dalam era kontemporer ini memang sudah memjadi solusi terbaik
dalam bermuamalat. mengapa tidak!, sekarang seringnya terjadi perdagangan
namusia, atau pun organ tubuh karena factor ekonomi. Dengan factor inilah
marketing syariah sudah tetap jika diterapkan. Dlama penerapan ini mengingat
bahwa marketing syariah adlah marketing berakhlak agar kasus-kasus yang serupa
tidak akan terjadi.
Perpektif
pemasaran dalam islam adlah Ekonomi Robbani (divinity), Realistis, Humanis, dan
seimbang. “inilah yang membedakan system ekonomi islam dengan system ekonomi
konvensional. Marketing menurut Islam memiliki nilai dan karekteristik yang
menarik. Adapun ungkapan dari Veitzhal Rivai yang beliau kutif dari Agustianto
yang merupakan pakar fiqih Muamalat, mengatakan bahwa marketing ISlami
menyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang akan dimintai
pertanggungjawaban kelak, selain itu marketing islami mengutamakan nilai-nilai
akhlak dan etika moral didalam pelaksanaannya. Dengan demikian ini menjadi
dasar yang harus dimiliki seorang marketing untuk melakukan penetrasi pasar
sehingga apabila dirumuskan, dalam Islam terdapat Sembilan Macam etika (akhlak)
yang harus dimiliki seorang tenaga pemasaran, yaitu:
1. Memiliki
kepribadian Spiritual (Takwa)
2. Berkepribadian
baik dan simpatik (Shiddiq)
3. Berlaku
adil dalam berbisnis (al’adl)
4. Melayani
nasabah dengan rendah hati (khitmah)
5. Selalu
menepati janji dan tidak curang (tahfif)
6. Jujur
dan terpercaya (al-amanah)
7. Tidak
suka berburuk sangka (su’uszan)
8. Tidak
suka menjelek-jelekkan (ghibah)
9. Tidak
melakukan suap (riswah)
Menurut Veitshal Rivai
masih ada yang pendapat agustianto, persoalan etika bisnis merupakan kajian
dalam islam. Pengertian etika adalah a
code or set of principles which people live (kaidah atau seperangkat prinsip
yang mengatur hidup manusia)
Etika adalah bagian
dari filsafat yang membahas secara rsional dan kritis tentang nilai, norma,
atau moralitas. Dengan demikian, moral berbeda dengan etika. Norma adlah suatu
pranata dan nilai mengenai baik dan buruk, sedangkan etika adalah refleksi
kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk.