RIVAI SAMAL
SANG WAKTU AKANG MENHANCURKANMU KETIKA ENKAU TAK MAMPU
BERTEMAN DAN BERSAHAJA DENGANNYA
Kenanganku
KE SATU
HARAPAN YANG TAK PASTI
Teringat di
waktu kecilku, di sebuah desa yang sederhana. Di sebuah rumah kecil, berada
tepatnya di pertengahan desa. aku melihat senyuman di wajah sang ayah dan ibu
yang begitu bersahaja yang terpancar aura kasih sayang dan cinta pada aku dan
keluargaku menjadikan aku sebagai sosok lelaki yang selalu ingin seperti
mentari yang selalu menyinari bumi di waktu pagi yang cerah yang tak pernah
mendustakan janjinya pada sang maha pencipta alam semesta beserta isinya.
Tetapi
harapan aku seakan pupus melihat senyuman dari sang ayah, ketika aku melihat
sang ayah dan ibu yang semakin hari semakin bertambah usianya. membuatku selalu
ingin menjadi kebangaan buat sang keluarga tercinta, tuk ingin membanggakan
sang ayah dan sang ibu yang tercinta,
Di waktu aku
mulai tumbuh menjadi sosok lelaki yang dewasa, membuatku bimbang mau jadi apah
aku nanti………???
Ketika ibu ku
menghampiru dan bertannya kakak gimana sebentar kan kaka uda mau lulus SMA
terus kakak mau kulia atau gimana…..???
Lalu saya
menundukan sejenak kepala aku, saya langsung teringat di waktu kecil saya yang
suka bandel yang selalu sajah buat orang-orang disekitarku kesal dengan
perbuatanku, tetapi jauh di lubuk hati saya yang paling dalam saya mempunyai impian
yang begitu mulia jauh di lubuk hatiku yang paling dalam yang tak mampu ku
bendung lagi, impianku sederhana tapi butuh pengorbanan yang begitu sulit agar
bisa mencapai impian ku yang terindah yang jauh di lubuk hati yang suci ini,
karena ku tau bahwa allah selalu bersama orang-orang yang selalau bersabar
dalam jalani hidup dengan penuh semangat.
impian mama saya, untuk pergi ke mekah tuk menunaikan rukun
islam yang kelima yaitu Haji, ketika menatap mata sang ibu sosok wanita yang
kucintai, aku pun berdoa ya rob, jadikan aku sang anak yang menjadi kebanggaan
buat keluarga, agar aku bisa menjadi sosok lelaki dewasa, yang selalu punya motivasi
yang tinggi dalam mengejar cita-cita hambamu yang tak berdaya di hadapan mu ini,
ya rob sang pencipta yang mengetahui segalahnya. Kabulkanlah doa-doa hambamu
ini ya rob, yang menghidupkan manusia dan yang mengambilnya kembali kehidupan
dari manusia.
Ibu ku
menatap wajah saya lalu bertanya dengan suara yang halus ”nak kenapa kamu
binggun nak, kenapa kamu tidak mau menjawad pertanyaan ibu…???
Aku pun
tersentak mendengar pertanyaan ibu, aku pun berkata ibu nanti ajah ibu, baru
saya jawab ya ibu, seketika itu pula aku pun bergegas naik ke tingkat menuju ke
kamar saya tempat perenungan aku di masa-masa yang sulit ketika usiaku mulai
bertambah dewasa ini .
Di malam yang
begitu indah yang di hiasi hamparan bintang dan bulan yang menyinari malam itu
seakaan-akan bulan dan bintang lagi melihat sang lelaki yang sedang kebingugan,
aku pun mencoba mendekati sang ayah dan ibu yang lagi bercerita asik di depan
rumahku, aku pun memberanikan diri untuk
bercerita tentang keinginanku.
Aku pun
berkata pada sang ayah, “ayah boleh saya berbicara dengan ayah dan ibu”
Ayah pun
menjawab boleh anakku mau bicara apa dengan ayah dan ibumu ini…???
Aku pun mulai
berbicara ayah sebantar lagi kan saya lulus dari SMA tapi ayah ibu, saya maunya
kulianya di UNPATI ajah ayah saya tidak mau kulia di tempat yang lain ayah,
terus ibu saya mendengarkan ucapan saya, ibu pun berkata tidak bisa nak jangan
kulia di UNPATI, ketika saya mendengarkan ucapan mama saya tadi, air mataku pun
mulai berlinang di pipiku aku pun mulai menangis mengeluarkan segala isi
kekesalanku pada sang ibu.
Saya berkata
pada sang ibu, ibu aku tidak mau kulia kalau aku tidak bisa kulia di UNPATI
salah satu kampus yang menjadi kebanggaan aku.
tetapi harapan aku seakan pupus bagaikan sang
embun yang mengejukan di waktu subuh yang takut akan kehilangan pagi yang ia selalu impikan, dengan
keinginan sang ibu yang tak mengijinkan saya untuk melanjutkan studi S1 saya di
kampus UNPATI, seakan keinginan saya pun mulai sirna di telan waktu yang selalu
berputar dan terus berputar.
Saya pun
mencoba tuk meyakinkan ibu dan ayahku tetapi keduanya mempunyai pendirian yang
tak bisa di gangu gugat, mereka maunya saya kulia di IAIN ambon, aku pun mulai merenungkan
apa yang di katakan sang ayah dan ibu.
Aku pun
berdoa Ya ALLAh apakah jalan ini yang engkau kehendaki dan engkau ridohi jika
engkau sudah menakdirkan hal ini jadikanlah hambamu ini orang-orang yang selalu
mensyukuri nikmat yang engkau berikan ya ALLAH, jadikanlah setiap apa yang
engkau kehendaki menjadi sebuah berkah dan jalan untuk mencapai apa yang aku
inginkan Ya ALLAH sang pencipta yang mengetahui apah-apah yang ada dilangit dan
bumi.
“ waktu sili
berganti sampai-sampai tak terasakan bahwa dunia sedang berputar seiring dengan
takdir yang harus kulalui dengan derai begitu sulit,
iklan adsense disini